Senin, 16 April 2012

MARK HORKHEIMER


Latar Belakang
  • Berawal dari realitas kondisi buruh di pabrik tenun milik ayahnya yg sangat menderita
  • Horkheimer heran dengan kondisi pekerja pabrik yg sangat menderita namun tidak melakukan pemberontakan atau protes seperti yang diidam-idamkan oleh Marx
  • Untuk mencari jawabannya, Horkheimer melanjutkan studi belajar psikologi dan filsafat
  • Tujuannya untuk membebaskan masyarakat dari kemiskinan, dan meyakinkan diri bahwa filsadfat mampu memberikan jalan keluar bagi masalah masyarakat
  • Setelah belajar filsafat (disertasi tentang Kant), Horkheimer dihadapkan pada masalah tekanan Nazi terhadap Ras Yahudi. Hal ini membawa pada pemikiran tentang masyarakat modern yang begitu rumit dan kompleks shg Horkheimer mengalami pesimistis dan sempat meragukan filsafat tidak akan mampu menjadi praktis
  • Hal ini mengubah Horkheimer dari revolusioner menjadi religius


Kebenaran akan mustahil tanpa petunjuk dari Allah. Allah tidak dipahami pada Tuhan bagi agama-agama dunia namun dipahami dari kerinduan manusia akan kebenaran hakiki yg tidak pernah diperoleh di dunia”

TEORI TRADISIONAL
  • Teori Tradisional telah jatuh pada saintisme dan positivisme. Dalam arti, suatu keseluruhan proposisi2x mengenai bidang keahlian tertentu yg tersusun demikian rupa shg semua pernyataan dapat diturunkan dari sejumlah pernyataan dasar.
  • Artinya semakin sedikit jumlah pernyataan dasar yg terbentuk semakin sempurnalah teori itu. Proposisi adalah pernyataan tentang fakta, dalam hubungannya dengan fakta itu teori tetap merupakan hipotesis yg siap digugurkan.
  • Mengadopsi dari ilmu alam untuk diterapkan dalam melihat masyarakat
  • Mempunyai cita-cita menyeluruh yg sifatnya menyeluruh yaitu mencari generalisasi metode dalam ilmu baik untuk ilmu alam ataupun ilmu sosial
  • Hal ini didasarkan pada suksesnya ilmu alam untuk menjelaskan dan memanipulasi teknologi shg metode deduksi-induksi ilmu alam diterapkan dalam ilmu pengetahuan sosial
  • Cara deduksi: bertolak dari hukum yg telah berhasil dirumuskan bergerak menuju fakta konkret yg dipandang tunduk pada hukum umum
  • Cara induksi: bertolak dari pengamatan data khusus, lalu mengambil kesimpulan umum menjadi suatu hukum

Ada tiga pegadaian yg salah sehingga logika ilmu tradisional berubah menjadi ideologis:
  1. Pengetahuan mereka bersifat ahistoris yaitu tidak melihat konteks masyarakat, sehingga mereka selalu mengatakan simpulan yang didapat bersifat universal
  2. Teori tradisional bersifat netral sehingga peneliti hanya melihat masyarakat sebagai bidang yang dipelajari dan dideskripsikan secara murni tentang fakta yang ada dalam masyarakat. Hal ini membawa konsekuensi tujuan akhir penelitian hanya untuk memperoleh pengetahuan
  3. Memisahkan teori dan praksis. Apabila teori yang dipakai melihat masyarakat seperti maka tidak akan terjadi perubahan sehingga mendukung status quo.

  • Tujuan penelitian adalah memperoleh kondisi yg lebih baik. Padahal sejarah manusia adalah sejarah penindasan. Bahkan penindasan yang terjadi di dalam masyarakat seringkali sudah mantap dan mengakar, sehingga manusia tidak sadar bahwa dirinya sedang tertindas
  • Oleh karena itu apabila teori tradisional dipakai untuk menganalisis masyarakat, hasilnya akan sama saja dan tidak berguna bagi perkembangan masyarakat
  • Teori tradisional cenderung berdiam diri seakan membiarkan apapun yang terjadi dalam masyarakat

Sifat Teori Kritis
  1. Bersifat historis, dikembangkan dalam situasi masyarakat yg kongkrit shg teori akan mampu melakukan kritikan terhadap masyarakat yang sekarang ada dengan melihat perkembangannya
  2. Kritis terhadap dirinya sendiri, tidak terjebak pada ideologi, shg memungkinkan melakukan verifikasi dengan refleksi
  3. Melakukan kritikan terhadap masyarakat dg membuka kedok-kedok ideologi dalam sistem yg menindas
  4. Bersifat praktis, ingin mewujudkan sistem baru yg lebih manusiawi dan emansipatoris menjadikan manusia sebagai subjek. Memihak kepada yang golongan yg tertindas

Aliran Kritis Generasi Pertama
  1. Pencarian akar-akar yg menyebabkan cara berpikirnya manusia modern hasil pneerahan yg cenderung irasional (cara berpikir positivis)
  2. Proses diterimanya dan pemraktikan cara berpikir positivis yg diterima oleh masyarakat modern




Tidak ada komentar:

Posting Komentar