Konflik Sosial
A.Definisi konflik
Dalam suatu integrasi pastilah terjadi suatu keadaan di mana antara individu maupun kelompok tersebut saling bertentangan / terjadi ketidaksepakatan, kondisi demikian disebut dengan konflik.
Konflik sosial dapat dimaknai ke dalam 2 sudut pandang yaitu yang pertama adalah bahwa konflik merupakan pertikaian terbuka seperti revolusi, pemogokan dan gerakan perlawanan. Sedangkan sudut pandang yang kedua memaknai konflik sebagai sautu hal yang selalu ada dan mewarnai segenap aspek interaksi manusia dan struktur sosialnya.
B. Gejal-Gejala Konflik
Ketidaksepahaman lagi pada anggota kelompok tentang tujuan bersama yang semula menjadi pegangan kelompok yang bersangkutan.Norma-norma dalam kelompok satu sama lain saling bertentangan.Sanksi menjadi lemah karena tidak dilaksanakan secara konsekuen.
Tindakan anggota masyarakat sudah bertentanggan dengan norma kelompok.
Terjadi perbedaan pendapat mengenai persoalan yang prinsip dalam masyarakat.
Terjadi perselisihan paham yang berkepanjangan pada masing-masing pihak.
C. Faktor / Akar Penyebab Konflik
- Perbedaan Individu
- Perbedaan latar belakang kebudayaan
- Perbedaan Kepentingan
- Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat
D.Bentuk-Bentuk Konflik Sosial
Pertentangan pribadi, merupakan bentuk pertentangan antar individu, di anatara individu tertanam rasa benci, dan keduanya saling menyalahkan atau merugikan.
Pertentangan rasial, terjadi karena perbedaan ciri-ciri fisik yang dapat menyebabkan konflik sehingga disebut konflik antar rasial.
Pertentangan anatarkelas sosial, terjadi karena adanya perbedaan kepentingan.
Pertentangan politik adalah pertentangan dalam sejumlah organisasi politik anatar golongan, atau organisasi politik masyarakat.
Pertentangan yang bersifat internasional antara lain pertentangan anarnegara yang menyangkut masalah perbedaan persepsi dan kepentingan.
E. Akibat-Akibat Bentuk Pertentangan atau Konflik
Dapat di bagi menjadi 2 yaitu segi negatif dan segi positif.
Segi Negatif dari konflik :
- Bertambahnya Solidaritas in Group
- Retaknya Persatuan dalam Kelompok
- Perubahan Kepribadian Para Individu
- Jatuhnya Korban Manusia dan Hancurnya Harta BendaAkomodasi
Segi Positif dari konflik :
- Memperjelas aspek-aspek kehidupan yang belum jelas.
- Dapat berfungsi sebagai sarana untuk mencapai keseimbangan antarakekuatan-kekuatan yang ada dan berkembang dalam
masyarakat.
- Dapat membantu proses penghidupan norma-norma lama danmenciptakan norma-norma yang baru.
- Menjadi media mengurangi ketergantungan antarindividu maupun kelompok.
- Menjadi media dalam rangka mencapai keseimbanagan antara kekuatan-kekuatan dalam masyarakat.
F. Cara Menanggulangi Konflik
Melalui kompromi atau perundingan di antara pihak-pihak yang sedang berkonflik.
Rekonsiliasi yaitu menjalin persahabatan kembali dengan menumbuhkan rasa saling percaya bagi pihak-pihak yang sedang berkonflik.
Melalui upaya perdamaian menuju meja perundingan bagi kelompok yang sedang bertikai.
Pencapaian kesepakatan untuk mengakhiri sengketa.
Terdapat beberap bentuk akomodasi yang dapat digunakan sebagaimedia pengendalian konflik, yaitu sebagai berikut.
Konsiliasi
Mediasi
Arbitrasi (Arbitration)
Compromise
Coercion
Konflik dan Kekerasan
Kekerasan tidak akan terjadi apabila kelompok-kelompok yang saling bertentangan dapat memenuhi beberapa syarat sebagai berikut.
Adanya kesadaran masing-masing kelompok yang terlibat konflik tentang situasi konflik yang terjadi da antara mereka, sehingga dengan adanya kesadaran tersebut muncul pulakesadaran untuk melaksanakan prinsip keadilan secara jujur bagi semua pihak dan menyelesaikan konflik yang terjadi dengan jalan yang terbaik bagi semua pihak.
Apabila kelompok-kelompok yang berkonflik terorganisir dengan jelas, maka pengendalian atas konflik yang terjadi dapat dengan mudah dilakukan, karena apabila kelompok-kelompok sosial yang berkonflik terorganisir dengan jelas maka akan lebih mudah dilakukan pelembagaan sosial sehingga konflik lebih mudah dikendalikan.
Adanya kemauan dan kesadaran masing-masing kelompok yang berkonflik untuk mematuhi aturan-aturan main tertentu sehingga menjamin keberlangsungan hidup kelompok-kelompok itu sendiri. Sehingga ketidakadilan akan dapat dihindarkan, dan akhirnya dapat menghindarkan terjadinya konflik dan provokasi.
Integrasi Sosial
A. Definisi Integrasi Sosial
Integrasi sosial merupakan proses penyesuaian di antara unsur-unsur yang saling berbeda dalam kehidupan sosial, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi masyarakat tersebut.
Para penganut paham fungsionalisme struktrua menyatakan bahwa sistem sosial terintegrasi di atas dua landasan yaitu,
Masyarakat terintegrasi di atas tumbuhnya konsensus di antara sebagian besar anggota masyarakat mengenai nilai-nilai kemasyarakatan yang bersifat fundamental.
Masyarakat terintegrasi oleh karena anggota masyarakat sekaligus menjadi anggota dari berbagai kesatuan sosial. Hal tersebut dikenal dengan cross cuting affiliations yaitu adanya loyalitas ganda para anggota masyarakat. Hal ini akan meminimalisir terjadinya suatu konflik karena dengan adanya loyalitas ganda maka konflik yang akan segera dinetralkan.
Sedangkan para penganut paham pendekatan konflik, menyatakan bahwa suatu integrasi dapat terwujud atas adanya coecion (paksaan) dari suatu kelompok / satuan sosial dominan terhadap kelompok / satuan kelompok lain, atau pun adanya saling ketergantungan di bidang ekonomi antara berbagai kelompok / satuan sosial yang ada dalam masyarakat.
B. Syarat-syarat Integrasi Sosial
Integrasi sosial dapat tebentuk apabila para anggota masyarakat bersepakat mengenai stuktur kemasyarakatan, nilai-nilai, dan norma serta pranata sosial yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Di samping itu juga diperlakukan adanya kesepakatan mengenai batas teretorial / wilayah yang jelas akan tempat / negara yang mereka tinggali.
William F. Ogburn dan Mayer nimkoff mengemukakan tentang syarat berhasilnya suatu integrasi sosial yaitu,
Kemampuan untuk mengisi kebutuhan anggota masyarakat satu dengan lainnya, sehingga terjalin hubungan yang baik dan saling menjaga keterikatan satu dengan yang lain.
Keberhasilan menciptakan kesepakatan (consensus) mengenai norma dan nilai-nilai sosial sebagai pedoman dalam menjalin interaksi satu dengan yang lain.
Nilai-nilai dan norma-norma sosial tersebut berlaku dalam waktu yang cukup lama dan telah dilaksanakan secara konsisten.
C. Bentuk-Bentuk Integrasi Sosial
Tertib Sosial
Suatu masyarakat dinyatakan telah mencapai kondisi tertib sosial apabila dalam masyarakat telah terjadi keselarasan antara tindakan masyarakat dengan nilai dan norma yang berlaku.
Adapun ciri-ciri dari tertib sosial :
- Terdapat suatu sistem nilai dan norma yang jelas.
- Individu dan kelompok dalam masyarakat mengetahui dan memahami dengan benar norma-norma sosial dan nilai-nilai yang berlaku.
- Individu atau kelompok dalam masyarakat menyesuaikan tindakan-tindakannya dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Sosial Order: Merupakan suatu sistem atau tatanan norma dan nilai sosialyang diakui dan dipatuhi oleh warga masyarakat.
Keajengan
Merupakan suatu keadaan yang memperlihatkan kondisi keteraturan sosial yang tetap dan berlangsung terus-menerus.
Pola
Merupakan suatu bentuk umum dari interaksi sosial yang menunjukkan adanya keteraturan yang lebih baku apabila dibandingka dengan tertib sosialmaupun keajegan.
Faktor-Faktor Pendorong Integrasi Sosial
D. Integrasi sosial dapat terjadi apabila didukung oleh berbagai faktor,
- Homogenitas Kelompok
Integrasi sosial akan lebih mudah di capai ketika tingkat kemajemukan suatu masyarakat tersebut kecil.
- Besar Kecilnya Kelompok
Tingkat kemajemukan suatu masyarakat dapat dipengaruhi oleh besar kecilnya kelompok yang ada.
- Mobilitas Geografis
Terjadinya perpindahan (mobilitas) menyebabkan terjadinya penyesuaian diri dengan keadaan sosial budaya masyarakat yang dituju.
- Efektivitas dan Efisiensi Komunikasi
Komunikasi merupakan media yang sangat penting dari proses integrasi sosial yang akan diciptakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar